Seni Musik Penyalur Jiwa Tertinggi Manusia


Inline image

Preservasi dan inovasi dari puncak kebudayaan manusia untuk membuat kualitas hidup dan nilai kemanusiaan yang lebih tinggi”, sebuah filosofi indah yang diungkapkan oleh musisi serba bisa, Dion Janapria (38). Pria kelahiran Tangerang Selatan ini sudah lama bergelut dalam dunia musik. Baginya, musik mengajarkan arti budaya dan nilai kemanusiaan yang tinggi. Melalui musik, Dion belajar nilai – nilai keindahan yang tidak ternilai harganya. Dion mencoba menggunakan musik untuk melakukan kontribusi bagi kebudayaan, dan membantu orang untuk menemukan makna dalam tindak kesenian.

Dion sudah memainkan beragam alat musik sejak umur 9 tahun. Ia mulai mengasah bakat musiknya dari bermain Kendang Sunda, hingga akhirnya ia memilih gitar sebagai teman musik abadinya. Baginya, gitar seperti jodoh yang diturunkan Tuhan untuk menemaninya berkarya, “Gitar itu udah kayak jodoh buat gue, nemenin gue berkarya dari kecil sampai sesukses ini”, tuturnya.
Selama 28 tahun, alat musik sudah menjadi makanan sehari – hari Dion. Berbagai cara Dion lakukan agar bisa mahir dalam bermusik. Mulai dari otodidak dan beralih ke kursus, mencari banyak referensi, repetisi, evaluasi, dan konsultasi dengan ahli di bidangnya. “Belajar musik itu gak cuma sehari, dua hari langsung bisa, belajar musik itu mesti pakai hati kalau mau mahir. Banyakin referensi, sering repetisi, evaluasi ulang, dan konsultasi sama ahli bidangnya. Kalau gak bisa kursus, ya otodidak”, ujar pria kelahiran 23 September 1980.

Pantang menyerah menjadi motto hidup dari seorang Dion Janapria. Terus menetapkan tujuan dengan membuat capaian jangka pendek, dan jangka panjang yang lebih besar lagi, memacu semangat Dion untuk terus mengasah bakatnya. Penggemar Jordan B. Peterson ini tidak hanya berkarya sendiri, melainkan ia sering berbagi pengalamannya bersama teman – teman, kerabat, dan komunitas pecinta musik. Bukan hanya itu, Dion juga mengajar di sebuah tempat kursus untuk mengajarkan anak – anak bermain musik.
Inline image

Nama Dion Janapria semakin dikenal sejak ia melakukan aksi menawannya yang sedang bermain gitar lewat akun Instagram. Ia mengunggah video – video saat ia sedang berlatih gitar, memainkan berbagai lagu, hingga banyak mendapat request dari followers-nya. Semakin banyak penonton yang melihat, semakin banyak pula yang mengenal Dion. Ketenaran Dion di Instagram karena berbagai aksi menawannya memainkan gitar, membuat salah satu Industri Musik Kreatif Indonesia, Musicmind, menarik Dion sebagai pengarah musik bagi komunitas musik lokal dan internasional. Melalui Musicmind, Dion semakin belajar banyak tentang musik melalui orang lain. Wawasannya bukan hanya di satu genre atau satu alat musik, namun Dion bisa mengeksplorasi lebih tentang musik selama mengajar di Musicmind.

Wawasan Dion yang semakin berkembang melabuhkan hatinya untuk memainkan aliran musik Jazz. Aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat tersebut muncul pada abad ke – 20. Musik Jazz dibawa oleh orang – orang Afrika, dan Eropa. Dalam permainannya, musik Jazz banyak melibatkan trombon, piano, blue notes, gitar, dan saksofon sebagai instrumen. Aliran musik Jazz memang sedikit berbeda dengan aliran musik lainnya. Ia lebih banyak mengandalkan elemen penting seperti blue notes, improvisasi, polyrythms, sinkopasi, dan shuffle note.

Banyak orang yang menilai musik Jazz adalah musik tua, dan sulit untuk dipelajari, namun tidak demikian bagi Dion. “Jazz merupakan salah satu bagian dari budaya yang cair dan selalu berubah, dan karenanya begitu banyak facet dalam evolusi gaya yang menarik inovasi dan tindak sinkretisme”, ujar Dion ketika di temui dalam acara Musicmind di Jakarta (28/12/18). Musik Jazz sudah banyak membawa Dion ke ranah kesuksesan. Mulai dari mengajar, bermain bersama komunitas, kini Dion mendapatkan banyak job sebagai pengisi acara dalam pentas seni musik. Dari pentas seni musik kecil – kecilan hingga pentas berskala internasional. Salah satu acara besar yang pernah mengundang Dion sebagai bintang tamu adalah Indonesian Orchestra Ensemble Festival (IOEF). Dion menjadi salah satu coach dalam seminar musik bertemakan ‘Gulir Bunyi’. Ia mengajarkan bagaimana menciptakan musik hanya melalui suara manusia, dan pukulan – pukulan tangan atau kaki.
Inline image

Kepekaan rasa memperkaya pengalaman jiwa
Menurut Dion, belajar musik perlu memiliki kepekaan rasa untuk memperkaya pengalaman jiwa, sebab musik merupakan media ekspresi manusia. Dalam penggubahan seni musiknya, Dion mengatakan harus ada faktor sensitifitas, fluency, dan originalitas sebagai dasar dalam berkreativitas musik. Segala sesuatu yang timbul dari tindak cipta pikiran manusia yang tidak abadi, terbatas akalnya, namun luhur dalam esensinya, hal itu yang menjadi inspirasi Dion untuk terus berkarya dalam musik.

Menjadi musisi yang selalu tampil di depan umum tentu mmbutuhkan kepercayaan diri yang tinggi. Untuk itu, Dion mengatakan bahwa persiapan dan ketulusan hati menjadi dasar tindakannya untuk mengkomunikasikan gagasan dan nilai seni yang bermanfaat bagi jiwa orang lain. “Musik adalah jiwa, dan saya hanyalah medium pesan, bukan objeknya”, ucap Dion.

Saking mencintai musik, Dion tidak pernah merasakan hambatan dalam bermusik. Menurutnya, apabila bermusik dimulai dari hati, dimulai dengan niat, dan yakin bahwa musik adalah passion-nya, maka semua akan lancar dan terasa mudah. “Yang gue rasain selama bermain musik, nyantai aja sih, lama – lama bisa aja. Soalnya emang gue udah senang di bidang itu, jadi kerasa lancar, dan Puji Tuhan, semua dimudahkan”.

Mengubah Apresiasi Pertunjukan Sebagai Bingkai Edukasi Budaya Musik
Sebagai musisi, Dion mempunyai harapan besar untuk musik Indonesia ke depannya. Ia berharap ingin memiliki ruang apresiasi – ruang pertunjukan dalam bingkai edukasi publik, yang berfungsi untuk berfungsi untuk menjembatani ilmu pengetahuan dan inovasi baru dalam kebudayaan musik ke masyarakat. Kerja keras dan terus belajar, adalah kunci dari seorang musisi untuk sukses.

Ia juga menyampaikan pesan kepada generasi muda agar terus mencintai musik sebagai seni yang indah dan berasal dari jiwa terdalam. Kegagalan pasti terjadi kepada setiap orang yang mencari pengembangan diri dan nilai-nilai yang lebih tinggi. Namun, itu bukan tragedi, yang menjadi tragedi adalah ketika seseorang lebih takut untuk gagal dan karenanya memilih untuk stagnan. Meningkatkan ragam keahlian yang selaras dengan tujuan seseorang, melakukan rekalibrasi menjadi pokok penting untuk memahirkan diri dalam bermusik. “Selalu belajar dari kesalahan merupakan tugas utama calon musisi. Dengan mengambil tanggung jawab dan berinvestasi dalam ilmu pengetahuan maka akan memperkaya jiwa seseorang dalam berseni musik”, tutupnya.

Komentar

Popular Post